Rangkum Sejarah, FDM Aceh Terbitkan Buku Ensiklopedia

Tim Siyasah
24.6.24
Last Updated 2024-06-24T10:40:50Z
Premium By Raushan Design With Shroff Templates
  
Penasehat Umum FDM Aceh  Tgk. T. Zulfadli Ismail yang kerap disapa Waled Landeng mendukung Program edukasi sejarah untuk generasi muda Aceh. 

LHOKSUKON, SIYASAHNews | Setelah mengunjungi berbagai tempat bersejarah di Aceh, FDM menerbitkan buku ensiklopedia untuk anak-anak. 

Forum Dai Milenial (FDM) Aceh menginisiasi program baru dengan merangkum sejarah dan akan menerbitkan buku ensiklopedia untuk anak-anak, Senin (24/6/2024).  

Sejak tahun 2020, FDM aktif mengunjungi berbagai situs sejarah di Aceh. Tujuannya, untuk mengedukasi generasi muda, tentang pentingnya sejarah dan budaya lokal.

Berbagai situs sejarah telah dikunjungi oleh FDM selama beberapa tahun terakhir. Salah satu situs penting adalah Masjid Raya Baiturrahman yang menjadi saksi sejarah dari gempa dan tsunami tahun 2004 dan simbol kebangkitan Aceh. 

Selain itu, FDM juga mengunjungi Tugu Nol Kilometer Indonesia di Sabang, yang menjadi titik awal perhitungan jarak di Indonesia dan memiliki nilai historis yang tinggi. Keunikan lainnya, ditemukan di Gua Sarang, Sabang, dengan formasi gua di tepi laut yang menawarkan pemandangan spektakuler.

Ketua Umum FDM, Tgk. Akbar Miswari, menjelaskan tentang  landasan dasar program ini. "Program kunjungan ke tempat-tempat sejarah ini bertujuan untuk menghidupkan kembali semangat belajar sejarah di kalangan generasi muda. Dengan mengunjungi dan mendokumentasikan situs-situs bersejarah, kami berharap dapat menyusun buku ensiklopedia yang informatif dan menarik bagi anak-anak. Kedepan, kami menargetkan kunjungan ke lebih banyak situs sejarah di seluruh Aceh," jelas Tgk. Akbar.

Sementara itu, Penasehat Umum FDM Aceh  Tgk. T. Zulfadli Ismail atau kerap disapa Waled Landeng, mendukung kegiatan tersebut. Anggota DPRA terpilih pada Pileg 2024 ini, mengapresiasi  program ini. 

"Kita harus berpikir dengan cara yang berbeda dan melakukan apa yang belum orang lain kerjakan. Kunjungan ke tempat-tempat sejarah ini sangat bagus, dan harus ada catatan dari setiap kunjungan tersebut. Catatan ini kemudian bisa dijadikan buku ensiklopedia sejarah yang bisa dikonsumsi oleh anak-anak. Saya siap memberikan kontribusi untuk program ini," tegas Waled Landeng.

FDM juga akan membentuk tim khusus untuk menjalankan program ini. Tim ini akan bertugas mengumpulkan informasi, mendokumentasikan kunjungan, dan menyusun buku ensiklopedia sejarah untuk anak-anak.

 Program ini diharapkan dapat menjadi salah satu kontribusi nyata FDM dalam mengedukasi generasi muda dan melestarikan sejarah serta budaya Aceh.  

Untuk diketahui, sebagai bagian dari upaya mengenang tokoh-tokoh yang berjasa dalam sejarah Islam di Indonesia, Forum Dai Milenial juga mengunjungi berbagai makam terkenal di Aceh. 

Kunjungan ini termasuk ke Makam Habib Bugak di Kabupaten Bireun, Makam Syiah Kuala di Banda Aceh, Makam Sultan Iskandar Muda di Banda Aceh, Makam Tgk. Syiek Rebee di Pidie, Makam Habib Muhammad Al-Atthas Ba'lawi di Aceh Timur dan Makan Ummi Rubiah di Sabang. Kegiatan ini bertujuan untuk menginspirasi pemuda dalam meningkatkan pemahaman dan praktik keagamaan mereka.(tim) 

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Stars Rally to Beat Predators in Winter Classic at Cotton Bowl